Kamis, 26 April 2012

Analisis Puisi Asqalani


Bulan dan Tanda-tandanya

sejenak aku berhenti menghitung angkaangka
kuanggap detak waktu leleh dan akan jeda
september yang tinggal dua getar
membasahi dadaku yang hampir terbakar
oleh cemburu menggebu dan tak tahu-menahu
dan januari mendadak sungsang, mengikuti
hatiku yang gersang, melahirkan sejuta
kesalahan yang terlanjur melebur dan hilang
dan februari, menamai diri sebagai merah
sewarna jambu, ranum dan membuat kagum
maka telah kuumumkan rampungrampung
bahwa di kedalaman ruang angan
risau tajam keluku bergelimpangan











Analisis Kata Pada Puisi Bulan dan Tanda-Tandanya
1.      Baris Pertama

Sejenak : sebentar
Aku : kata ganti orang (tunggal)
Berhenti: diam/tidak bergerak
Menghitung: menyatakan suatu angka secara berurutan
Angka-angka: simbol/lambang
2.      Baris Kedua
Kuanggap: aku berpikir
Detak: sebuah lambang bunyi yang bergerak
Waktu: sesuatu yang menunjukkan pukul/waktu
Leleh: mencair
Dan: kata sambung
Jeda: selang waktu/berhenti sejenak
3.      Baris Ketiga
September: nama bulan
Yang: kata pelengkap
Tinggal: berada disuatu tempat
Dua: nama bilangan
Getar:hari,minggu,bilan
4.      Baris Keempat
Membasahi: terjadinya sesuatu hal atau kegiatan
Dadaku: organ tubuh manusia
Yang: kata pelengkap
Hampir: mendekati kenyataan yang terjadi
Terbakar: adanya rasa gejolak di dada
5.      Baris Kelima
Cemburu: menyatakan kata sifat
Menggebu: bergejolak
Dan: kata sambung
Tak-tahu menahu: tidak mengerti apa yang terjadi
6.      Baris Keenam
Dan: kata hubung
Januari: nama bulan
Mendadak: secara tiba-tiba
Sungsang: terbalik
Mengikuti: turut serta atau ikut
7.      Baris ketujuh
Hatiku: perasaanku
Yang: kata sambung
Gersang: tidak subur/kering
Melahirkan: menghasilkan sesuatu
Sejuta: kata bilangan
8.      Baris kedelapan
Kesalahan: perbuatan yang tidak benar
Yang: kata sambung
Terlanjur: sudah terjadi
Melebur: hancur
Dan: kata sambung
Hilang: sudah tidak adala lagi
9.      Baris kesembilan
Dan: kata sambung
Februari: nama bulan
Menamai: memberi nama
Diri: jati diri seseorang
Sebagai: kata ganti
Merah: warna
1    Baris kesepuluh
Sewarna: sama warnanya
Jambu: nama buah
Ranum: banyak/subur
Dan: kata sambung
Membuat: menjadikan sesuatu
Kagum: terpesona
1  .  Baris kesebelas
Maka: kata ganti, selanjutnya
Telah: sudah terjadi
Kuumumkan: ku beri tahu
Rampung-rampung: angan-angan
1  .  Baris keduabelas
Bahwa: kata tidak langsung
Dikedalaman: di dasarnya
Ruang: tempat
Angan: khayalan
1  .  Baris ketigabelas
Risau: gelisah
Tajam: sadis
Keluku: keluhanku
Bergelimpangan: bertaburan

























Analisis puisi bulan dan tanda-tandanya

Pada suatu hari tepatnya di bulan September, ada seorang laki-laki yang bernama Jerry. Ia duduk melihat angka-angka yang ada diatas mejanya. Sejenak ia berfikir untuk berhenti menghitung angka-angka yang ada di mejanya dan mencoba menganggap bunyi detak waktu yang terus berputar diatas mejanya itu akan hancur dan benar-benar berhenti. Bulan September yang tinggal 2 hari lagi inipun  membuat dadanya terasa dibasahi oleh rasa cemburu yang begitu bergejolak, karena kemarin ia melihat sahabatnya Ridho sedang jalan berduaan dan pergi makan dengan Shena (perempuan yang dicintainya). Rasa cemburu itupun begitu terus rasanya mendesak-desak dadanya yang semakin tidak tahu-menahu tentang kecemburuan yang teramat sangat terhadap sahabatnya. Akhirnya, ia diam-diam datang ke rumah sahabatnya dan langsung memukul Ridho hingga babak belur dan pingsan. Jerry pun tidak peduli sedikitpun dengan keadaan Ridho yang seperti itu hatinya pun semakin puas. Namun, Ridho tidak pernah dendam kepada Jerry, karena ia begitu menganggap Jerry itu adalah sahabat terbaiknya.

Setelah sekitar 3 bulan Jerry menahan rasa cemburu yang begitu menggebu-gebu di dadanya, hingga tiba saatnya waktu berputar ke bulan Januari. Pada bulan Januari, Jerry selalu dihantaui oleh rasa bersalah karena telah menyakiti sahabat yang selalu ada untuknya ketika ia butuh. Tetapi, hati Jerry telah dibutakan oleh cinta sehingga ia pun menganggap kesalahan yang dibuatnya itu sudah lewat jadi ia tidak memikirkannya lagi.

Sebulan pun telah berlalu, pada awal Februari Jerry ingin jalan-jalan keluar karena sudah lama ia tidak jalan-jalan lagi. Ketika ia sedang asyik berjalan, ia melihat Shena sedang berjalan sendirian di seberang jalan, hatinya pun berbung-bunga melihat Shena dan Jerry pun menghampirinya. “Hai Shena?”, apa kabar?, kok sendirian aja?”. Ayok, jalan sama aku saja??”........., Shena pun menjawab dengan raut muka kebencian melihat Jerry dan berkata “Dasar cowok jahat, berani-beraninya kamu menemui aku. “Dasar cowok yang tidak punya perasaan, kamu sudah lupa ya kalau dulu kamu telah memukul Ridho hingga pingsan, terus kamu biarkan ia tergeletak (sambil meneteskan air mata), benar-benar tidak punya hati kamu, sekarang demi Aku dan Kamu Dia pergi ke luar kota agar dia tidak menyakiti hati kamu. Dia masih baik kepadamu dan Dia selalu memikirkan kebahagiaan kamu. Tetapi, kamu jangan pernah bermimpi untuk bisa bersama Ku, karena dihatiku Cuma ada Ridho bukan kamu. Ridho lah cowok yang paling baik yang pernah hadir di dalam hidupku. Sedangkan kamu adalah cowok yang paling jahat dan merusak kebahagiaan orang lain yang pernah Aku kenla di hidupku. ( Shena pun pergi meninggalkan Jerry). Jerry pun terdiam seorang diri dan melanjutkan pulang.

Setelah ia sampai dirumah, ia berteriak dikamar karena ia melihat sikap Shena yang begitu membencinya. Isi kamar yang ada dimeja kamar itu dihancurkan sambil menangis. Setelah beberapa lama ia termenung, ia tertawa sendiri dan berkata “ Aku pasti bisa mendapatkan kamu Shena, pasti bisa!!!!.....Cintanya kepada Shena yang tidak terbalaskan membuat Jerry menjadi depresi ditambah lagi ia ditinggal oleh sahabatnya dan kini ia pun sendirian. Dengan keadaan yang begini membuat Jerry menjadi depresi, kini Jerry dimasukkan kerumah sakit jiwa untuk di obati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar