Bulan
dan Tanda-tandanya
sejenak
aku berhenti menghitung angkaangka
kuanggap
detak waktu leleh dan akan jeda
september
yang tinggal dua getar
membasahi
dadaku yang hampir terbakar
oleh
cemburu menggebu dan tak tahu-menahu
dan
januari mendadak sungsang, mengikuti
hatiku
yang gersang, melahirkan sejuta
kesalahan
yang terlanjur melebur dan hilang
dan
februari, menamai diri sebagai merah
sewarna
jambu, ranum dan membuat kagum
maka
telah kuumumkan rampungrampung
bahwa
di kedalaman ruang angan
risau
tajam keluku bergelimpangan
Analisis Kata Pada Puisi Bulan dan Tanda-Tandanya
1.
Baris Pertama
Sejenak : sebentar
Aku : kata ganti orang (tunggal)
Berhenti: diam/tidak bergerak
Menghitung: menyatakan suatu angka
secara berurutan
Angka-angka: simbol/lambang
2.
Baris Kedua
Kuanggap: aku berpikir
Detak: sebuah lambang bunyi yang
bergerak
Waktu: sesuatu yang menunjukkan
pukul/waktu
Leleh: mencair
Dan: kata sambung
Jeda: selang waktu/berhenti sejenak
3.
Baris Ketiga
September: nama bulan
Yang: kata pelengkap
Tinggal: berada disuatu tempat
Dua: nama bilangan
Getar:hari,minggu,bilan
4.
Baris Keempat
Membasahi: terjadinya sesuatu hal atau
kegiatan
Dadaku: organ tubuh manusia
Yang: kata pelengkap
Hampir: mendekati kenyataan yang
terjadi
Terbakar: adanya rasa gejolak di dada
5.
Baris Kelima
Cemburu: menyatakan kata sifat
Menggebu: bergejolak
Dan: kata sambung
Tak-tahu menahu: tidak mengerti apa
yang terjadi
6.
Baris Keenam
Dan: kata hubung
Januari: nama bulan
Mendadak: secara tiba-tiba
Sungsang: terbalik
Mengikuti: turut serta atau ikut
7.
Baris ketujuh
Hatiku: perasaanku
Yang: kata sambung
Gersang: tidak subur/kering
Melahirkan: menghasilkan sesuatu
Sejuta: kata bilangan
8.
Baris kedelapan
Kesalahan: perbuatan yang tidak benar
Yang: kata sambung
Terlanjur: sudah terjadi
Melebur: hancur
Dan: kata sambung
Hilang: sudah tidak adala lagi
9.
Baris kesembilan
Dan: kata sambung
Februari: nama bulan
Menamai: memberi nama
Diri: jati diri seseorang
Sebagai: kata ganti
Merah: warna
1 Baris kesepuluh
Sewarna: sama warnanya
Jambu: nama buah
Ranum: banyak/subur
Dan: kata sambung
Membuat: menjadikan sesuatu
Kagum: terpesona
1 . Baris kesebelas
Maka: kata ganti, selanjutnya
Telah: sudah terjadi
Kuumumkan: ku beri tahu
Rampung-rampung: angan-angan
1 . Baris
keduabelas
Bahwa: kata tidak langsung
Dikedalaman: di dasarnya
Ruang: tempat
Angan: khayalan
1 . Baris
ketigabelas
Risau: gelisah
Tajam: sadis
Keluku: keluhanku
Bergelimpangan: bertaburan
Analisis puisi
bulan dan tanda-tandanya
Pada suatu hari
tepatnya di bulan September, ada seorang laki-laki yang bernama Jerry. Ia duduk
melihat angka-angka yang ada diatas mejanya. Sejenak ia berfikir untuk berhenti
menghitung angka-angka yang ada di mejanya dan mencoba menganggap bunyi detak
waktu yang terus berputar diatas mejanya itu akan hancur dan benar-benar
berhenti. Bulan September yang tinggal 2 hari lagi inipun membuat dadanya terasa dibasahi oleh rasa
cemburu yang begitu bergejolak, karena kemarin ia melihat sahabatnya Ridho
sedang jalan berduaan dan pergi makan dengan Shena (perempuan yang dicintainya).
Rasa cemburu itupun begitu terus rasanya mendesak-desak dadanya yang semakin
tidak tahu-menahu tentang kecemburuan yang teramat sangat terhadap sahabatnya.
Akhirnya, ia diam-diam datang ke rumah sahabatnya dan langsung memukul Ridho
hingga babak belur dan pingsan. Jerry pun tidak peduli sedikitpun dengan
keadaan Ridho yang seperti itu hatinya pun semakin puas. Namun, Ridho tidak
pernah dendam kepada Jerry, karena ia begitu menganggap Jerry itu adalah
sahabat terbaiknya.
Setelah sekitar
3 bulan Jerry menahan rasa cemburu yang begitu menggebu-gebu di dadanya, hingga
tiba saatnya waktu berputar ke bulan Januari. Pada bulan Januari, Jerry selalu
dihantaui oleh rasa bersalah karena telah menyakiti sahabat yang selalu ada
untuknya ketika ia butuh. Tetapi, hati Jerry telah dibutakan oleh cinta
sehingga ia pun menganggap kesalahan yang dibuatnya itu sudah lewat jadi ia
tidak memikirkannya lagi.
Sebulan pun
telah berlalu, pada awal Februari Jerry ingin jalan-jalan keluar karena sudah
lama ia tidak jalan-jalan lagi. Ketika ia sedang asyik berjalan, ia melihat
Shena sedang berjalan sendirian di seberang jalan, hatinya pun berbung-bunga
melihat Shena dan Jerry pun menghampirinya. “Hai Shena?”, apa kabar?, kok
sendirian aja?”. Ayok, jalan sama aku saja??”........., Shena pun menjawab
dengan raut muka kebencian melihat Jerry dan berkata “Dasar cowok jahat,
berani-beraninya kamu menemui aku. “Dasar cowok yang tidak punya perasaan, kamu
sudah lupa ya kalau dulu kamu telah memukul Ridho hingga pingsan, terus kamu
biarkan ia tergeletak (sambil meneteskan air mata), benar-benar tidak punya
hati kamu, sekarang demi Aku dan Kamu Dia pergi ke luar kota agar dia tidak
menyakiti hati kamu. Dia masih baik kepadamu dan Dia selalu memikirkan
kebahagiaan kamu. Tetapi, kamu jangan pernah bermimpi untuk bisa bersama Ku,
karena dihatiku Cuma ada Ridho bukan kamu. Ridho lah cowok yang paling baik
yang pernah hadir di dalam hidupku. Sedangkan kamu adalah cowok yang paling
jahat dan merusak kebahagiaan orang lain yang pernah Aku kenla di hidupku. (
Shena pun pergi meninggalkan Jerry). Jerry pun terdiam seorang diri dan
melanjutkan pulang.
Setelah ia
sampai dirumah, ia berteriak dikamar karena ia melihat sikap Shena yang begitu
membencinya. Isi kamar yang ada dimeja kamar itu dihancurkan sambil menangis.
Setelah beberapa lama ia termenung, ia tertawa sendiri dan berkata “ Aku pasti
bisa mendapatkan kamu Shena, pasti bisa!!!!.....Cintanya kepada Shena yang
tidak terbalaskan membuat Jerry menjadi depresi ditambah lagi ia ditinggal oleh
sahabatnya dan kini ia pun sendirian. Dengan keadaan yang begini membuat Jerry
menjadi depresi, kini Jerry dimasukkan kerumah sakit jiwa untuk di obati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar